Kamis, 27 September 2012





      
   Tumpahan pada area kerja perlu dibersihkan, dilaporkan dan dicatat apalagi dalam umlah besar karena dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan mikrobiologi). Penanganan yang sangat tepat adalah dengan mengikuti data/ petunjuk penanganan bahan dalam “Material Safety Data Sheet” (MSDS)
Prosedur penanganan tumpahan secara umum adalah :

  1. Kenali tumpahan/identifikasi bahan yang tumpah dan mengetahui teknik aman penanganannya.
  2. Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
  3. Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman dilakukan.
  4. Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat.
Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi. Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat asam dan larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa. Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur. Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety Data Sheet” (MSDS).Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun/detergen, atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
  1. Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk penanganan lebih lanjut
  2. Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.


Sebagai perbandingan analisalah gambar penanganan tumpahan bahan kimia berikut! Kesalahan apa yang dilakukan oleh analis tersebut?


Bersihkan meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia. Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan. Ini adalah contoh yang salah jika bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya dan praktikan tidak menggunakan sarung tangan seperti pada 2 tanda lingkaran di atas.

Sarung tangan sangat penting untuk melindungi tangan dari bahaya bahan kimia yang menempel/meresap pada lap pembersih.

Membuang limbah sesuai dengan prosedur yang relevan

Limbah yang dihasilkan di area kerja dan/atau selama bekerja perlu ditangani sehingga tidak berbahaya bahkan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang jenis-jenis limbah, penyimpanan secara terpisah, penanganan untuk mereduksi atau mengurangi tingkat bahayanya dan penyimpanannya perlu untuk diketahui jenis dan cara penanganan limbah antara lain :

  1. Peralatan gelas yang pecah disimpan dalam tempat tertentu dan diberi label.
  2. Kertas tisu (paper towel) dan limbah yang tidak berbahaya sejenis lainnya dapat digolongkan ke dalam limbah umum setelah yakin bahwa tidak terdapat kontaminasi mikroorganisme.
  3. Cairan/larutan mudah larut dalam air dan tidak berbahaya dapat dibuang langsung ke wastafel dengan dibilas menggunakan banyak air. Untuk larutan asam/ basa perlu dinetralkan terlebih dahulu sebelum dibuang.
  4. Bahan organik limbah yang mudah terbakar harus disimpan pada tempat tertentu dan diberi label.
  5. Bahan-bahan anorganik yang mengandung logam berat disimpan pada tempat khusus.
  6. Bahan-bahan yang mencemari lingkungan harus dipisahkan dan perlu penanganan pendahuluan .
  7. Petrifilm dan media agar yang telah digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu, dibakar atau disimpan di tempat tertentu.
Limbah-limbah tersebut perlu diolah/ditangani lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak lain, limbah yang telah diolah harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan cara penyimpanannya, limbah dapat dibagi dalam 10 kelas :

  1. Limbah yang mengandung Halogen-bebas pelarut organik.
  2. Limbah yang mengandung halogen dengan pelarut organik dan larutan yang mengandung bahanbahan organik (jangan disimpan pada bahan yang terbuat dari aluminium).
  3.  Limbah residu bahan organik padat disimpan dalam kantong plastic (plastic bags) atau pada kemasan aslinya.
  4. Limbah larutan garam ; pH dalam tempat penyimpanan harus selalu disesuaikan (antara 6-8).
  5. Limbah beracun bahan anorganik termasuk juga garam-garam dari logam-logam berat dan larutannya. Disimpan pada tempat yang tertutup rapat dan label yang jelas.
  6. Limbah beracun dan senyawa mudah terbakar.
  7. Tempat penyimpanan yang tertutup dan tidak mudah pecah. Label yang jelas.
  8. Limbah raksa dan garam garam anorganik raksa.
  9. Limbah dapat diolah kembali (regenerable) dari residugram-residugram logam. Masing-masing garam logam disimpan terpisah.
  10. Limbah anorganik padat
Limbah secara umum dapat dikelompokkan dalam limbah kimia, radioaktif, bahaya mikrobiologi, benda tajam dan limbah tidak berbahaya. Limbah ditangani sesuai kelas/ penggolongannya

Limbah kimia
1. Limbah yang mudah terbakar harus dikumpulkan dalam lemari asam dengan wadah terbuat dari bahan tahan api dan tertutup rapat
2. Limbah-limbah korosif dipisahkan dari limbah asam, basa dan lainnya.
3. Limbah organik termasuk herbisida, pestisida dan semua larutan-larutan bahan terapeutik digolongkan sebagai pelarut organik disimpan terpisah dalam ruang asam.
4. Bahan-bahan kimia yang tidak boleh dibuang langsung ke tempat limbah melalui tempat pencucian:

  • Asam kuat atau Basa kuat
  • Sianida atau bahan beracun lainnya
  • Obat-obat pengobatan
  • Larutan pekat dari logam-logam berat
  • Asam pirikazida
5. Larutan yang mengandung obat-obatan adiktif ( DOA = Drugs of Addiction) disimpan dalam penampung limbah khusus DOA.

Radioaktif
Semua bahan-bahan radioaktif harus disimpan pada wadah khusus dan pada area khusus radioaktif.
Bahaya mikrobiologi
1. Semua larutan contoh dan specimen dari manusia, ternak harus diautoklaf sebelum ditangani
2. Kultur mikrobiologi dan yang terkait dengannya harus diautoklaf sebelum ditangani (lihat SPO : Limbah Mikrobiologi)
Benda Tajam ( Sharps )
Peralatan gelas, pisau campur, atau peralatan tajam lainnya disimpan dalam wadah khusus benda-benda berbahaya
Limbah tidak berbahaya
1. Semua tanah, pasir, batu-batuan, benda logam tak berbahaya disimpan dalam wadah khusus limbah padat
2. Larutan-larutan garam, buffer, asam dan basa berkonsentrasi rendah dapat langsung dibuang ke pembuangan limbah melalui tempat pencucian disertai pembilasan dengan banyak air.

3. Melaporkan tumpahan yang besar dan kemudian membersihkannya.


Tumpahan bahan-bahan kimia maupun biologi dapat menyebabkan bahaya yang serius terhadap kesehatan dan keselamatan terhadap pekerja maupun lingkungan, apalagi tumpahan dalam jumlah besar. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem manajemen bahaya (emergency management) sehingga diketahui penanganan secara efektif terhadap bahaya khususnya tumpahan dan adanya kebocoran pada laboratorium. Pengendalian dokumen ini harus berisi data-data MSDS (Material Safety Data Sheets). Sehingga diperoleh informasi penanganan/ minimalisasi efek tumpahan tumpahan bahan kimia bersangkutan.



MEMBERSIHKAN AREA KERJA

Membersihkan area kerja meliputi membersihkan area kerja, menangani tumpahan di area kerja dan menangani limbah yang dihasilkan, dan mendokumentasikan penanganan tumpahan. Area kerja yang dimaksud meliputi peralatan/ instrumen laboratorium, peralatan gelas, permukaan meja kerja (bench-tops), lantai, furniture dalam laboratorium, dan peralatan-peralatan keselamatan serta pelindung diri dan tempat lain yang dapat terkontaminasi. Secara umum pembersih yang digunakan untuk membersihkan adalah menggunakan campuran deterjen dan air panas dengan bantuan sikat.




Alat Pembersih dan Bahan Kimia Pembersih

Peralatan kerja yang biasa digunakan untuk membersihkan area kerja antara lain : lap, sikat, sapu, vacuum cleaner, kain pel, dan ember. Alat bantu kerja yang lain dapat berupa selang air, exhaust fan, blower, dan keranjang sampah.

Bahan pembersih yang digunakan antara lain : air, sabun/detergen, teepol, natrium karbonat, kapur, dan lain-lain. Pemilihan bahan pembersih disesuaikan dengan sifat bahan pengotor yang akan dibersihkan.

 

Membersihkan ruang preparasi menggunakan zat pembersih dan prosedur yang disarankan

Area kerja di laboratorium dapat dikelompokkan berdasarkan kebutuhannya meliputi area kerja untuk melakukan analisis rutin. Pembersihan area kerja ditujukan untuk mencegah adanya kontaminasi terhadap pekerja maupun pekerja lain dan untuk kenyamanan serta keamanan bekerja di dalam laboratorium. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat bekerja di laboratorium adalah :

  1. Membersihkan area kerja
  2. Menjaga area kerja tersebut agar tetap bersih selama bekerja
  3. Meninggalkan tempat kerja dalam keadaan bersih dan aman

 
 
    Sebelum area kerja dibersihkan hal yang harus diperhatikan adalah pemilihan tempat yang perlu dibersihkan serta penggunaaan bahan pembersih yang tepat. Area kerja yang ditujukan untuk mikrobiologi, disamping dibersihkan, perlu didesinfeksi terlebih dahulu (Benches, wastafel/sinks dan fume cupboard).
Secara umum tahapan membersihkan area kerja adalah sebagai berikut:

  1. Membersihkan area kerja dengan air panas dan deterjen untuk menghilangkan minyak dan lemak
  2. Dibilas dengan air untuk menghilangkan deterjen
  3. Mengeringkan.


Kamis, 20 September 2012

Simbol-simbol bahaya di laboratorium


1. Explosive (bersifat mudah meledak)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3.


Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas

2. Oxidizing (pengoksidasi)



Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.


Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab 
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor



3. Flammable (mudah terbakar)

Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.



Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.



4. Toxic (beracun)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.




Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau 
kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke 

dokter bila kemungkinan keracunan.



5. Harmful Irritant (bahaya iritasi)

Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41.





Kode Xn (Harmful)
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, 
segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan 

mata.



6. Corrosive (korosif)

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.




Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan 

mata



7. Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.



Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan


Rabu, 19 September 2012

gelas laboratorium

ALAT ALAT GELAS KIMIA

1. Tabung Reaksi

Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil



2. Gelas Beaker

 

         Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.

         fungsi: Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang  tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan, Media pemanasan cairan



      3. Gelas Ukur

  

     Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

FungsiUntuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu



4. Gelas Erlenmeyer

    berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. FungsiUntuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan, dan menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi


5. Labu Destilasi

Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.




6. Labu Ukur 
          berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai  dari 1 mL hingga 2 L.
 Fungsi : Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
   Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan    dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.

7. Gelas Arloji


           Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
  Fungsi
Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
Tempat saat menimbang bahan kimia
Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
     

         8. Cawan Petri

berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya

9. botol reagen atau botol pereaksi

    Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin

      10. Corong Gelas

Corong dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.


         11. Buret

     berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
           Fungsi :Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.

         12. Corong Pisah

     berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
    Fungsi: Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
    Cara menggunakannya :
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.


13. Corong Buncher


berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong



14. Kondensor
Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang ata tempat air keluar


           15. Erlenmeyer Buncher

berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi.
          Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.


16. Desiktator
     berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline.
Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
     Fungsi :Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air dan Mengeringkan padatan
    Cara menggunakannya :
-Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
-Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
     Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105  sampai warnanya kembali biru.

17. Clay Triangle

Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan


18. Mortal dan Pastle

  terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
19. Krusibel

berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah.



20. Evaporating Dish



    Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap